Monday, 20 January 2014

Karakter Sambungan Pipa HDPE yang Benar


Menggunakan teknik Butt Fusion, untuk menyambung pipa HDPE atau PPR, pada dasarnya tak luput dari kesalahan. Sekecil apapun hal tersebut dilakukan, biasanya akan berdampak cukup siknifikan, dan artinya, sambungan tidak terjadi dengan sempurna sehingga mudah patah, rusak dan tidak sesuai dengan harapan.

Beberapa hal sederhana yang sering diabaikan dalam proses penyambungan pipa dengan welding machine adalah tekanan yang dibutuhkan, waktu dalam pemanasan, jenis pipa yang disambung dan presisi sambungan yang harus benar-benar sesuai dengan sambungan. Bukan hal mustahil, jika beberapa tahap ini diabaikan dan mengalami kesalahan, maka hasil sambungan yang dihasilkan sering kurang maksimal, dan mudah patah.
Berikut penjelasan soal kerusakan yang sering terjadi karena beberapa kesalahan yang dilakukan diatas :

Masalah tekanan.
Disadari atau tidak, masalah tekanan dalam menyambung pipa memegang peranan yang signifikan dalam hal membuat proses sambungan yang baik dan benar. Dalam hal ini, terlalu kuat tekanan yang diberikan, biasakan akan membuat sambungan menyempit di tengah dan menghasilkan karakter yang tidak maksimal. 

Sebaliknya, terlalu lemah tekanan pada saat proses penyambungan, membuat karakter sambungan juga tidak melekat sesuai harapan. Dampaknya, beberapa kali pipa digunakan (Dengan tekanan), kebocoran, kerusakan atau sambungan yang jebol sangat mungkin terjadi.

Umumnya, tak ada standar pasti tekanan pipa yang akan disambung. Karena berdasarkan material, diameter dan standar tekanan (PN), kebutuhan tekanan akan berbeda satu dengan yang lain. Jam terbang dan pengetahuan tentang sambungan pipa yang baik dalam hal ini memegang peranan penting dalam hal ini.

Pemanasan,
Pemanasan pada sistem penyambungan but fussion dengan welding machine pada dasarnya dilakukan dengan menggunakan plat khsus. Plat ini memiliki dua sisi yang dapat digunakan untuk memanaskan dua pipa (atau fitting) dalam satu waktu.

Proses pemanasan biasanya dilakukan dengan sederhana, dalam hal ini, perubahan bentuk ujung pipa sering menjadi standar, apakah waktu pemanasan yang dilakukan sudah cukup atau belum. Terlalu lama akan membuat pipa kehilangan banyak bahan baku dibagian ujung. Begitu pula dengan terlalu cepat, tak akan memberi ujung sambungan yang sesuai dengan harapan (Dengan karakter yang akan disambung).

Selain itu, meski dapat menggunakan sistem sambungan yang sama, dengan sistem but fusion menggunakan welding maschine, tapi dua jenis pipa tak dapat disatukan. Seperti jenis pipaHDPE (PE100) dan jenis pipa PPR (PE80). Jika disatukan dengan sistem pemanas dan disambungkan tak akan menciptakan persenyawaan yang sempurna. Sehingga sambungan mudah putus dan rusak.

Cara pemasangan yang kurang presisi,
Dalam welding machine, terdapat sebuah clamp atau pengikat pipa agar tidak bergeser saat disambungkan. Alat ini akan mengikat kencang dua pipa atau fitting yang akan disambungkan. Lakukan simulasi, dan ukur apakah ujung keduanya saling bertemu untuk memastikan sambungan terjadi dengan sempurna. Tanpa perhitungan yang matang, kesalahan pemasangan berupa karakter ujung pipa yang merekat tidak sebagaimana mestinya tak mustahil akan terjadi.

Monday, 13 January 2014

Mengenal Fitting Injection Molded Untuk Pipa HDPE




Salah satu variasi penyambungan pipa HDPE adalah fitting jenis injection Molded. Seperti namanya, aksesoris ini dibuat dan dicetak sedemikian rupa dari pabrik, sehingga dapat langsung digunakan sebagai media sambungan pipa dengan menggunakan mesin pemanas pipa, atau yang biasa kita kenal dengan Welding Machine.

Dibanding dengan compression joint, perlengkapan sambung IM (Injection Molded) tidak dapat disambung secara manual. Karena perlu proses pemanasan untuk mengambung aksesoris ini dengan pipa atau sambungan yang lain.

Proses penyambungan aksesoris biasanya tak ubahnya penyambungan dengan pipa. Dimana ujung pipa akan dipanaskan sampai meleleh sebelum akhirnya disatukan satu dengan yang lain. Seperti karakter pipa, jenis sambungan ini memiliki kekuatan yang hampir sama, bahkan lebih kuat, jika semua cara dilakukan dengan baik dan benar.

Pada dasarnya cara penyambungan dengan cara ini tidak hanya bisa dilakukan dengan cara Injection Molded saja, tapi juga dapat dilakukan dengan sistem fitting segmented. Fitting segmented biasanya dilakukan dengan menggunakan bahan pipa yang dipotong-potong, sehingga didapat belokan untuk kebutuhan sambungan pipa tertentu. Sementara untuk sambungan IM, cara ini telah disiapkan terlebih dahulu, karena pada dasarnya fitting tersedia sejak awal dari pabrik (Buatan pabrik).

Selain sistem pembuatan yang berbeda, bahan baku kedua fitting yang dapat disambung dengan cara yang sama ini berbeda satu dengan yang lain. Bila segmented joint terbuat dengan bahan yang sama, jenis fitting IM terbuat dari thermo plastik PP. Bahan yang sama digunakan untuk jenis pipa PPR, yang biasa digunakan untuk saluran air panas dan dingin bertekanan.

Tak hanya itu, jika pada segmented join fitting dibedakan berdasarkan PN (Seperti pipa HDPE). Sementara untuk tipe IM, varian PN tidak berlaku, ini artinya, fitting bisa digunakan dengan pipa dari beragam jenis PN.
Jenis sambungan dengan mesin, seperti IM pada dasarnya sangat cocok untuk sambungan pipa berdiameter besar. Berbeda dengan sistem compression joint yang lebih cocok untuk sambungan pipa berdiameter kecil atau dibawah 4 inci kebawah.

Bagi ukuran populer, IM biasanya sangat mudah dijumpai di pasaran. Hanya saja, tak semua ukuran kadang ready stock. Seperti ukuran 225mm (8”), 75mm (2-1/2) yang jarang digunakan oleh konsumen. Sehingga proses produksinya jarang sekali dilakukan. Hal ini yang membuat material agak susah dicari dipasaran.

Thursday, 9 January 2014

Kenapa Tekanan Pipa HDPE Saya Tidak Sesuai?

Pipa HDPE

Kebocoran karena tekanan yang terlalu besar pipa HDPE adalah hal wajar yang  sering terjadi karena ketidak jelian kita menggunakan pipa untuk proses instalasi. Tapi apa jadinya jika kita sudah benar memilih pipa dengan PN tertentu sesuai dengan tekanan, tapi tetap saja rusak? Faktor apa yang sering tertinggal di kita saat melakuakan instalasi? Jika hal ini sering terjadi pada Anda, bisa jadi berikut alasannya.

Sebagai pipa untuk saluran air bertekanan, variasi kebutuhan pipa sering didasarkan atas beberapa karakter, salah satunya satuan PN. Standar ini biasanya berlaku satu hitungan untuk ketentuan standar nasional (Indonesia) atau internasional.

Lalu, apakah satuan tekanan ini bisa salah, mengingat kejadian diatas bisa saja terjadi? Atau apakah ada kesalahan dari cara pemasangan yang membuat instalasi pipa bekerja tidak sesuai dengan harapan?
Pada dasarnya banyak elemen yang sering berpengaruh dalam hal proses instalai pipa HDPE. Selain pemilihan aksesoris yang tepat, sistem pemasangan yang baik dan teknik sambung yang benar, faktor lain diluar hal tersebut adalah lingkungan. Dalam hal ini suhu udara, karena instalasi sering berbeda jika dilakukan di beberapa jenis suhu.

Seperti halnya pipa yang lain, suhu sering berpengaruh pada kondisi pipa saat digunakan sebagai media saluran. Karena hal ini bisa berarti, perubahan suhu bisa berpengaruh pada kualitas pipa, meski secara fisik (dari luar), kondisi pipa tampak baik-baik saja, alias tidak terjadi perubahan yang signifikan.

Pada dasarnya, pipa dengan bahan baku polietilen berdensitas tinggi ini diproduksi untuk kondisi ekstrem. Dimana jenis ini mampu bertahan di lingkungan beku sampai kawasan dengan suhu sampai 70°C. Material yang baik, seakan menjamin pipa tak mudah rusak, jika digunakan sesuai saran , atau sesuai dengan tekanan atau PN (Pressure Nominal) yang digunakan.


Karena peningkatan suhu biasanya akan berdampak pada penurunan kualitas karakter PN sebuah pipa. Ini artinya, kekuatan tekanan pipa HDPE akan berkurang seiring peningkatan suhu lingkungan sekitar.